Sabtu, 09 Januari 2016

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 4)

Dengan cepat Mika mencari bangku di ruang kelas lain. Sambil menunggu Mika mencari bangku, mereka menulis apa yang diperintah Madame untuk memperkenalkan diri, harapan kedepannya bersama kelas baru ini beserta cita-cita yang ingin diraih untuk masa depan. Yang pertama adalah Irfan, nama panjangnya adalah Muhammad Irfan Fauzi. Dia adalah ketua kelas di kelas XII IPS 2. Sebenarnya dia adalah teman Dipa sejak kelas X. Mereka bisa dekat karena saat sholat sering bertemu dan ngobrol bersama pada saat sesudah sholat. Irfan merupakan anak yang baik, pinter, tanggung jawab, serta berwajah tampan.

Yang kedua adalah teman satu meja Dipa. Iya, benar.. si perempuan berkacamata. Namanya Syfayurina Larasati, dia adalah anggota OSIS di sekolah mereka sekaligus wanita yang mendapatkan gelar 10 perempuan si anak cerdas. Dia memiliki kacamata yang pas untuk ukuran pipinya yang tembem, pupil mata yang hitam, tinggi badan yang bantet, serta badan yang sedikit gemuk. Bisa dibilang seperti siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Dibalik itu semua, dia memiliki wajah yang imut, hidung yang mancung, otak pentium ++, serta senyum yang manis. Dia lebih terlihat manis bila sedang membenarkan posisi kacamatanya.

Pelajaran Madame telah usai, tapi Mika belum kembali. Tugas segera dikumpulkan. Setelah terkumpul, Madame meninggalkan kelas dan berpesan bahwa jika nanti Mika sudah masuk kelas, suruh kumpulkan tugas yang tadi Madame berikan pada saat pulang sekolah. Tidak lama setelah Madame meninggalkan kelas, seperti biasanya, hal ini menjadi tradisi di hampir penjuru Indonesia. Sebenarnya bukan hanya di Indonesia saja, di negara maju juga sama, yaitu setelah guru keluar dari kelas, suasana menjadi gaduh.

Dari lorong kelas, kembali terlihat bayangan Mika yang sedang berjalan menuju arah kelas sambil membawa bangku. Setelah masuk kelas dan duduk di kursinya, Mika diejek habis habisan oleh Rafif, Pradia dan Zisochi. Suasana kelas makin gaduh karena ulah mereka. Lelucon mereka membuat kami semua terbahak bahak. Merekalah yang membuat suasana belajar menjadi hangat, mereka selalu membuat suasana menjadi lebih semangat dengan bahan candaan mereka yang tiada habis-habisnya setiap hari. Mereka selalu membuat kelas menjadi ramai.

Mika adalah salah satu teman dikelompok belajar Dipa. Dia adalah teman yang mempunyai muka tebal, dia selalu ditolak pada saat dia menyatakan perasaannya kepada teman-teman perempuan di sekolah. Setiap dia dekat dan mencoba menarik perhatian dengan perempuan, pasti perempuan tersebut memberikan tamparannya ke Mika. Walaupun begitu, tetap saja Mika masih bergaya sok ganteng. Selain itu, kerjaannya hanya bisa mengejek saja. Terutama mengejek Dipa.

Rafif, Pradia dan Zisochi. Mereka juga termasuk kedalam kelompok belajar Dipa. Rafif adalah “Poin Guard” tim basket di sekolah. Dan kerjaannya sama dengan Mika, dia selalu mengejek Dipa. Selain jago dalam hal olahraga, Rafif juga ahli dalam bidang ilmu teknologi dan komputer. Lanjut ke Pradia, dia adalah anak semata wayang. Dia adalah teman yang pandai sekali menggambar. Mulai dari desain hingga sketsa wajah, dia bisa.

Selain gambar, dia adalah “Ace” tim  voli di sekolah. Dia paling terkenal diantara semua anggota kelompok belajarnya karena selain menjadi “Ace” dan mempunyai bakat lukis serta gambar, dia mempunyai wajah yang tampan. Selain itu dia juga pandai dalam menebak suatu teka-teki. Beralih ke Zisochi, dia adalah orang yang menyenangi bidang seni dan musik. Diantara yang lain di kelompok belajarnya, dialah yang jago dalam soal bermusik. Dia seperti beruang kutub. Badannya besar dan bulet serta memiliki warna kulit yang putih. Persis seperti beruang kutub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar