“Dip, kenapa lu ? tumben telat.” Kata Agung.
“Biasa… paham deh.. panggilan alam hehehe.” Jawab Dipa.
“Perut lagi gak bisa diajak bertemen ?” Tanya Agung.
“Iya... hahaha...” Jawab Dipa mengangguk.
“Jeh, dasar. Ada ada aja tuh perut.” Tambah Agung.
Perkenalkan,
ini Agung. Dia adalah “Ace” tim
basket di sekolah. Dia anak yang polos tapi maniak film dewasa. Setiap kumpul,
kalau sudah tidak ada topik yang dibahas, pasti dia selalu melontarkan dua
perkataan. “Lu ada video goyang ga ?
(film dewasa).” Yang terakhir adalah, “Lu pada mau nonton video goyang ga ?”
Waktu terus
berjalan, tanpa disadari sudah masuk bel pulang. Semua teman baru sudah
meninggalkan kelas. Tinggal Dipa, Zisochi, Agung, Rafif, Mika, Irfan, dan
Pradia yang masih di kelas.
Mereka mengobrol
sejenak sebelum pulang. Tidak lama kemudian handphone Dipa bergetar. Ternyata
ada SMS dari Seno yang menanyakan posisinya berada. Seno dan Aprillo sudah
menunggu di masjid sekolah. Mereka bergegas menuju masjid sekolah, akan tetapi
perut Dipa bermasalah.
Langkah
seribu akhirnya Dipa gunakan. Sialnya setelah sampai toilet masjid laki-laki, ternyata
toilet masjid sedang direnovasi karena septic tank nya mampet. Perut Dipa makin
tak karuan. Tanpa fikir panjang, Dipa menggunakan toilet perempuan sebagai
gantinya.
“Dipa kok itu buru-buru banget ke toilet ? kebelet pipis dia ?” Tanya Seno.
“Kebelet ngebom no, bukan pipis.” Jawab Irfan.
“Hahaha…ada-ada aja, tadi Dipa telat kan datang ke sekolah ?” Tanya Aprillo.
“Iya, katanya dia ngebom dulu tadi.” Jawab Mika.
“Kok elu bisa tau prillo ?” Tanya Seno heran.
“Iya, soalnya tadi pagi gua SMS Dipa, masih pending. Pas jam 06 : 40 baru kekirim. Kan biasanya handphone Dipa kalo malem dimatiin. Dia nyalain lagi pas mau berangkat sekolah sambil dengerin musik.” Jawab Aprillo.
Perkenalkan,
Seno adalah ketua kelompok belajar mereka sekaligus termasuk 10 laki-laki si
anak cerdas di sekolah. Selain menjadi ketua kelompok, dia adalah penasehat
untuk geng belajarnya. Nama panjangnya adalah Restu Aji Basuseno. Waktu TK dia
dipanggil Restu, SD hingga SMP dipanggil Aji dan di SMA, dia dipanggil Seno.
Dia memang hebat dalam pelajaran sekolah maupun pelajaran diluar sekolah. Dia
selalu memberikan kami pembelajaran mengenai hidup. Satu nasehat yang selalu
melekat dari dia adalah “Belajar agar
menjadi orang yang baik, tolong menolong dalam kebaikan sampai mati
dan jika sudah menjadi orang yang pintar jangan sampai bodoh-bodohi orang yang
tidak pintar.”
Dan yang
satu ini namanya Aprillo. Dia tinggal dibantaran sungai yang letaknya
dibelakang kompleks perumahan Dipa. Keluarganya terbilang tidak mampu. Dia
berhasil masuk ke SMA ini karena prestasinya di SMP dan mendapat beasiswa
berprestasi sekaligus beasiswa tidak mampu. Aprillo termasuk 10 laki-laki si
anak cerdas di sekolah.
Setelah
selesai buang air besar dari toilet perempuan, Dipa menoleh ke dalam masjid,
ternyata Syfa melihatnya padasaat Dipa keluar dari toilet perempuan. Dipa
bingung harus berbuat apa. Akhirnya hanya senyuman disertai dengan wajah memerah
yang tergambar pada diri Dipa. Syfa tersenyum dan mulai tertawa pelan karena
perbuatan Dipa tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar