Minggu, 10 Januari 2016

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 5)

Dip, kenapa lu ? tumben telat.” Kata Agung.
Biasa… paham deh.. panggilan alam hehehe.” Jawab Dipa.
Perut lagi gak bisa diajak bertemen ?” Tanya Agung.
Iya... hahaha...” Jawab Dipa mengangguk.
Jeh, dasar. Ada ada aja tuh perut.” Tambah Agung.

Perkenalkan, ini Agung. Dia adalah “Ace” tim basket di sekolah. Dia anak yang polos tapi maniak film dewasa. Setiap kumpul, kalau sudah tidak ada topik yang dibahas, pasti dia selalu melontarkan dua perkataan. “Lu ada video goyang ga ? (film dewasa).”  Yang terakhir adalah, “Lu pada mau nonton video goyang ga ?

Waktu terus berjalan, tanpa disadari sudah masuk bel pulang. Semua teman baru sudah meninggalkan kelas. Tinggal Dipa, Zisochi, Agung, Rafif, Mika, Irfan, dan Pradia yang masih di kelas.

Mereka mengobrol sejenak sebelum pulang. Tidak lama kemudian handphone Dipa bergetar. Ternyata ada SMS dari Seno yang menanyakan posisinya berada. Seno dan Aprillo sudah menunggu di masjid sekolah. Mereka bergegas menuju masjid sekolah, akan tetapi perut Dipa bermasalah.

Langkah seribu akhirnya Dipa gunakan. Sialnya setelah sampai toilet masjid laki-laki, ternyata toilet masjid sedang direnovasi karena septic tank nya mampet. Perut Dipa makin tak karuan. Tanpa fikir panjang, Dipa menggunakan toilet perempuan sebagai gantinya.

Dipa kok itu buru-buru banget ke toilet ? kebelet pipis dia ?” Tanya Seno.
Kebelet ngebom no, bukan pipis.” Jawab Irfan.
Hahaha…ada-ada aja, tadi Dipa telat kan datang ke sekolah ?” Tanya Aprillo.
Iya, katanya dia ngebom dulu tadi.” Jawab Mika.
Kok elu bisa tau prillo ?” Tanya Seno heran.
Iya, soalnya tadi pagi gua SMS Dipa, masih pending. Pas jam 06 : 40 baru kekirim. Kan biasanya handphone Dipa kalo malem dimatiin. Dia nyalain lagi pas mau berangkat sekolah sambil dengerin musik.” Jawab Aprillo.

Perkenalkan, Seno adalah ketua kelompok belajar mereka sekaligus termasuk 10 laki-laki si anak cerdas di sekolah. Selain menjadi ketua kelompok, dia adalah penasehat untuk geng belajarnya. Nama panjangnya adalah Restu Aji Basuseno. Waktu TK dia dipanggil Restu, SD hingga SMP dipanggil Aji dan di SMA, dia dipanggil Seno. Dia memang hebat dalam pelajaran sekolah maupun pelajaran diluar sekolah. Dia selalu memberikan kami pembelajaran mengenai hidup. Satu nasehat yang selalu melekat dari dia adalah “Belajar agar menjadi orang  yang baik, tolong menolong dalam kebaikan sampai mati dan jika sudah menjadi orang yang pintar jangan sampai bodoh-bodohi orang yang tidak pintar.

Dan yang satu ini namanya Aprillo. Dia tinggal dibantaran sungai yang letaknya dibelakang kompleks perumahan Dipa. Keluarganya terbilang tidak mampu. Dia berhasil masuk ke SMA ini karena prestasinya di SMP dan mendapat beasiswa berprestasi sekaligus beasiswa tidak mampu. Aprillo termasuk 10 laki-laki si anak cerdas di sekolah.

Setelah selesai buang air besar dari toilet perempuan, Dipa menoleh ke dalam masjid, ternyata Syfa melihatnya padasaat Dipa keluar dari toilet perempuan. Dipa bingung harus berbuat apa. Akhirnya hanya senyuman disertai dengan wajah memerah yang tergambar pada diri Dipa. Syfa tersenyum dan mulai tertawa pelan karena perbuatan Dipa tadi.

Bergegas Dipa menuju teman-teman yang sudah menunggu. Setelah sampai, mereka semua sudah selesai sholat. Akhirnya Dipa meminta mereka untuk menunggunya sholat. Kurang lebih sekitar tujuh menit mereka menunggu. Langsung saja setelah itu menuju parkiran dan segera pulang. Hendak berjalan lima langkah meninggalkan masjid, Zaenal berteriak memanggil. Diabsennya satu persatu dari mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar