Selasa, 01 Maret 2016

Jurnal si Dipa (Bab 2 Teman Baru Bagian 3)

Akhirnya Dipa pulang meninggalkan semua temannya. Setelah pulang, Dipa mempersiapkan diri. Makan sudah, mandi sudah, kini saatnya menunggu adzan ashar. Dipa bergegas berangkat menaiki sepeda kesayangannya menuju masjid yang terletak dibelakang kompleks perumahan. Diperjalanan menuju masjid, panggilan untuk sholat sudah mulai dikumandangkan. Dipercepat lagi kayuhannya untuk sampai ke masjid. Dipa sampai tepat waktu. Setelah sholat, dilanjutkan perjalanannya menuju rumah Syfa. Jarak dari rumah Dipa menuju rumah Syfa kurang lebih sekitar dua kilometer.  

Setelah sampai rumah Syfa, di halaman rumahnya terdapat ayah dan adiknya yang sedang menguras kolam ikan. Dipa parkir sepedanya didepan pintu gerbang rumah Syfa. Setelah itu,  diucapkannya salam kepada ayah dan adiknya Syfa. Mereka menjawab salam Dipa, adiknya Syfa menghampiri dan membukakan pintu gerbang rumahnya.

“Maaf kak, nyari siapa ya ?” Tanya Fira.
Oh iya, apa betul ini rumahnya Syfa ?” Tanya Dipa.
Iya betul, kakak temennya kak Syfa ?” Tanya Fira.
Iya, Syfa ada didalam ?” Tanya Dipa.
Ada kok, ayo masuk dulu kak, biar aku panggilin kak Syfanya.” Jawab Fira.

Fira masuk kedalam rumah dan Dipa disuruh masuk olehnya, namun Dipa tetap berdiri di depan pintu gerbang. Dipa tak menyangka bahwa Syfa mempunyai adik perempuan yang sama imutnya dan pintar seperti Syfa. Ayahnya menanyakan siapa diri Dipa kepada Fira, lalu Fira menjawab bahwa Dipa adalah temannya Syfa. Ayahnya berteriak dari kolam ikan meminta Dipa untuk masuk. Akhirnya Dipa masuk dan menghampiri ayahnya Syfa.

Assalamu’alaikum om, lagi nguras kolam ikan ?” Tanya Dipa basa basi sambil memberikan tangannya untuk salim dengan Ayah Syfa.
Wa’alaikumsalam, udah dek, nggak usah salim, tangan om bau amis.” Jawab ayahnya Syfa.
Iya om, nggak apa-apa. hehe.. ikan apa aja om yang ada dikolam ?”  Tanya Dipa.
Ini, ikan mas sama ikan koi. Oh iya, mau belajar bareng Syfa ?” Tanya ayahnya Syfa.
Enggak om, mau beli buku nih.” Jawab Dipa.
Oh, itu yang diluar sepedamu ? Kok nggak dibawa masuk ?” Tanya ayahnya Syfa.
Iya om, sebentar, saya masukin dulu.” Jawab Dipa.
 “Wah... sepeda untuk sprinter ini, kamu suka sprint juga ya kalau mengendarai sepeda ? ” Tanya ayahnya Syfa.
Nggak juga sih om, hehe.. saya lebih suka yang untuk mendaki.” Jawab Dipa.
Beda sama Syfa. Dia lebih suka jalanan yang menurun daripada jalanan menanjak.” Kata ayahnya Syfa.
Bener juga sih om, lebih enak turunan. Bisa istirahat dulu. Nggak perlu di gowes.” Kata Dipa
Jadi kamu suka bersepeda ya ? sama kayak om. Om juga suka bersepeda, tapi dulu.” Jawab ayahnya Syfa.

Beberapa menit kemudian, Syfa keluar dari rumahnya dan menghampiri Dipa. Untuk pertama kali Dipa melihat Syfa dengan mengenakan pakaian santai. Lebih terlihat imut dibandingkan mengenakan seragam.

Dipa nunggu lama ya? Maaf ya..” Pinta Syfa.
Nggak kok syf, baru  beberapa menit yang lalu sampenya.” Kata Dipa.
Yaudah, tunggu sebentar lagi ya, Syfa mau keluarin motor dulu.” Kata Syfa.
Eh, kakak mau ngapain ? Nggak usah ngeluarin motor, Dipa bawa sepeda tuh, masih parkir diluar.” Kata ayahnya Syfa.
Oh iya, oke deh, Syfa keluarin sepeda dulu ya.” Kata Syfa sambil melihat kearah sepeda Dipa.
Enggak usah Syfa. Berdua aja, repot nanti harus ngeluarin sepeda. Lagipula di garasi kan sepedahnya ?” Kata Dipa.
Cuma keluarin sepeda aja kok repot. Repot dari mananya dip? Haha..” Tawa Syfa.
Mending berdua aja, besok kan ada pelajaran olahraga. Nanti kalo malam dan besoknya masih pegel-pegel gimana ?”Tanya Dipa.
Haha.. Yakali sampai segitunya banget dip. Nggak apa-apa kok, Syfa ambil dulu ya sepedanya.” Kata Syfa.
“Udah, berdua aja sama gua. Jaraknya kan lumayan jauh, nanti pegel loh kakinya.” Kata Dipa sambil menarik lengan baju Syfa.

Kami berpamitan untuk pergi. Kemudian ayahnya Syfa berkata kepada kami,

Loh, kok nggak jadi keluarin sepeda kak ?” Tanya ayahnya Syfa.
Iya nih, Dipa nggak mau. Kakak disuruh berdua naik sepeda Dipa.” Adu Syfa.
Iya om, besok ada pelajaran olahraga. Takutnya nanti Syfa pegel karena kayuh pedal lama.” Terang Dipa.
Bener juga sih, Syfa juga jarang olahraga kalo lagi libur.” Ledek ayahnya Syfa.
Ish, ayah.. Kok jadi ledekin kakak sih ?” Muram Syfa.

Mereka pun tertawa melihat mimik wajah Syfa. Ditengah tertawa, dari arah kolam, Fira berlari menghampiri. Dengan lantangnya dia berteriak,“ Kak, Fira nitip ikan koi ya..” setelah itu Dipa dan Syfa berangkat. Mereka pergi menggunakan sepeda kesayangan Dipa. Dipa menyuruh Syfa untuk memakai helm sepeda Dipa karena dia khawatir jika sesuatu musibah menimpa mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar