Dipa hanya terdiam dengan perkataan Syfa. Bukan hanya pintar
dalam pelajaran, tapi dia juga pintar membuat rasa minder dan khawatir
seseorang hilang. Mereka telah sampai ditoko buku. Syfa membeli novel, dan Dipa
membeli peralatan gambar. Pada hari itu mereka hanya bisa tertawa bersama dan
bercanda bersama. Mungkin inilah yang disebut teman, kebahagiaan lebih indah kita
bagi bila bersama teman. Mereka hanya sebentar berada ditoko buku lantaran
novel yang dibeli Syfa adalah novel best
seller pada bulan ini, jadi tinggal ambil di depan toko saja. Mereka
bergegas pulang karena hari menjelang malam. Pemandangan sore yang indah ini,
menemani perjalanan pulang mereka. Sepanjang jalan mereka mengobrolkan hobi
masing masing dengan asiknya. Tanpa terasa sudah sampai di toko ikan yang tidak
jauh dari kompleks perumahan Syfa.
Mereka
tidak melupakan permintaan Fira. Mereka membelikannya dua ekor ikan koi. Dipa
sibuk melihat lihat ikan hias, sedangkan Syfa sibuk memilih ikan koi yang akan
dibelinya untuk Fira. Tiba-tiba tanpa sengaja Dipa melihat akuarium yang
berisikan ikan buntal air tawar berada disamping akuarium ikan mas koki. Dipa
memandangi ikan buntal itu dengan heran, sepertinya ada yang tidak asing dari
ikan ini. Setelah Dipa ingat, cepat-cepat dia panggil Syfa.
“Syfa, sini deh.” Panggil Dipa.
“Ada apa dip ?” Tanya Syfa.
“Syfa berdiri di samping akuarium ini deh, terus deketin wajahnya Syfa ke akuarium ini.” Suruh Dipa.“Emang kenapa dip ?” Tanya Syfa dengan heran.
Karena penasaran, Syfa mematuhi perkataan Dipa. Syfa
mendekatkan wajahnya ke akuarium yang berisikan ikan buntal.
“Tuh kan, bener..” Kata Dipa sambil tersenyum.
“Bener kenapa dip ?” Tanya Syfa heran.
“Iya, bener. Pipi Syfa mirip ikan buntal, haha...” Ledek Dipa.
“Ikan buntal... ikan buntal...” Ledek Dipa.
Syfa
menjadi kesal karena lelucon Dipa, tapi lama-lama Syfa tertawa juga oleh
lelucon Dipa. Akhirnya Dipa beli dua pasang ikan buntal itu untuk koleksi
ikan hias milik Syfa. Mereka lanjutkan perjalanan pulang. Sesampai dirumah
Syfa, dia berkata kepada Dipa.
“Tunggu magrib disini dulu nggak ? sekalian sholat disini.” Tawar Syfa.
“Langsung pulang aja deh.” Tolak Dipa.
“Oke deh kalo gitu. Terimakasih ya dip, udah mau nemenin beli novel sama beli ikan koinya Fira.” Kata Syfa.
“Iya Syfa sama-sama, gua balik dulu ya.” Jawab Dipa.
“Iya dip, oh iya. Kamu tau alamat rumah Syfa dari mana ?” Tanya Syfa.
“Tau dari Aprillo, dia kan pernah kerja kelompok bareng dirumah elu kan waktu kelas X ? ” Jawab Dipa.
“Oh iya, hehe.. sekali lagi makasih ya dip, Syfa minta temenin supaya bisa lebih deket aja sama teman baru yang duduk disebelah Syfa, hehe..” Jawab Syfa.
“Iya sama-sama Syfa. Pulang dulu ya udah mau magrib soalnya. Assalamu’alaikum.” Salam Dipa.
“Wa’alaikumsalam.” Salam Syfa.
“Salam buat keluarga ya.” Kata Dipa.
“Iya, hati-hati dijalan ya teman baru.. hehe...” Jawab Syfa.
Tidak lama
setelah keluar dari kompleks perumahan Syfa, adzan magribpun berkumandang. Dipa
bergegas mencari masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah karena takut
ketinggalan sholat magrib bila dikerjakan padasaat pulang kerumah. Mengingat
jarak waktu sholat dari magrib ke isya sangatlah pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar