Minggu, 06 Maret 2016

Jurnal si Dipa (Bab 3 Neko Bagian 5)

Pelajaran kedua dihari ini adalah pelajaran matematika. Aku berharap guru matematikaku tidak masuk karena cuaca yang sedang tidak bersahabat ini. Akan tetapi jauh dari harapanku. Irfan memberitahukanku bahwa guru yang hari ini mengajar, semuanya masuk. Tapi aku bersyukur karena waktu matematika berkurang 10 menit karena guru matematika kami masuk sedikit ngaret dari jadwal. Aku senyum senyum tidak jelas sendirian. Seperti seseorang yang melamunkan sesuatu yang menyenangkan. Segera kami memulai pelajaran, guruku mulai menerangkan bab 1 dalam buku matematika kami, setelah itu, kita beralih pada latihan soal halaman 25.

Guruku akan memanggil murid muridnya dikelas ini untuk mengerjakan soal tersebut. 5 berbanding 45. Kukira hari ini aku aman terhindar dari soal soal ini. Guruku mempercayakan soal pertama pada Bintang, soal kedua untuk Aprillia, soal ketiga untuk Iman, soal keempat untuk Abror. Pada saat soal kelima, guruku melihat absensi. Aku berfikir sejenak untuk memperkirakan siapa yang akan maju mengerjakan soal kelima ini. Oh..., tidak..., hari ini tanggalnya sama dengan nomor absensi ku..., sial. Momen yang buruk, ternyata benar, aku ditugaskan untuk mengerjakan soal nomor 5.

Aku mulai berusaha menjawab soal yang sudah guruku berikan. Soal pertama dengan mudahnya Bintang menjawab. Lanjut soal kedua, Aprillia berhasil menjawabnya. 10 menit kugunakan untuk mengerjakan soal itu. Setelah itu dengan sombongnya, aku senyum senyum sendiri. Syfa melihat hasil pekerjaanku, dia tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Syfa memberikan jawaban soal nomor 5 kepadaku. Setelah ku cek, ternyata jawabannya tidaklah sama. Tapi aku percaya akan hasil yang aku dapat itu adalah jawaban yang benar. Maka dari itu, aku meminta Syfa menerangkannya bagaimana hasilnya bisa sebesar itu. Akan tetapi, tidak sempat waktunya karena Iman dan Abror sudah selesai mengerjakan soal mereka masing masing.


Dengan percaya diri, aku menghiraukan jawaban Syfa. Akan tetapi Syfa hanya melihatku dan tersenyum sambil menahan tawanya. Selesaiku menyalin jawaban dipapan tulis. Guruku mengoreksi jawabannya. Dari kelima soal tersebut hanya satu yang salah. Kalian tahu siapa? Ya benar, itu adalah jawaban soal nomor 5. Aku terdiam seperti kerbau yang diikat dipohon. Namun Syfa tertawa seperti anak kecil yang sedang melihat mukanya Rafif. Guruku meminta seseorang diantara kami untuk membenarkan jawaban nomor 5. Syfa mengacungkan tangannya untuk membenarkan jawabanku yang salah serta untuk membuktikan padaku bahwa jawaban Syfa benar. Setelah dia maju, ternyata jawabannya benar. Dan untuk yang kedua kalinya Aku terdiam seperti kerbau yang diikat dipohon sedangkan Syfa mengedipkan sebelah matanya untuk meledekku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar