Sore ini kami semua telah berhasil
mengerjakan ulangan akhir semester. kini saatnya bagi kami untuk pulang kerumah
masing masing. Di ruang 17, Dipa sibuk merapikan semua alat alat ujiannya. Memastikan
tidak ada yang tertinggal, dan bergegas memakai jaket abu abunya. Yang murid
lain pikirkan adalah besok masuk sekolah akan seperti hari hari biasanya, akan
tetapi yang Dipa pikirkan adalah besok merupakan hari dimana dia akan menunjukan
kepada Kira untuk memenangkan taruhan yang Kira berikan. Tinggal beberapa murid
saja yang masih berada di area sekolah dan tinggal beberapa guru saja yang masih
berada di ruang panitia untuk mengurus soal dan lembar jawab ulangan akhir
semester. Dipa bergegas meninggalkan sekolah. hendak menuruni tangga, tiba tiba
Rafif dan Agung memanggilnya sambil memperlihatkan bola basket.
“Dipa, tunggu ! ayo kita main sebentar di
lapangan sekolah.” Ajak Rafif.
“Iya Dipa, latihan buat sparing besok.” Tambah
Agung.
“Ayo deh.” Jawab Dipa.
Mereka pun bergegas menyusul Dipa
yang hendak menuruni tangga. Setelah mereka sampai disampingnya, Rafif mulai
menjahili Dipa.
“Dip, di kelas gua masih ada Syfa sama temen
temennya tuh.” Kata Rafif.
“Tau ah, lagi males bahas Syfa.” Jawab
Dipa.
“Kenapa lu? galau? Gara gara dia belum jawab
tentang perasaan lu ke dia ya? haha…” Kata Rafif.
“Nah lho, emang belum dijawab sama Syfa fif?” Tanya
Agung.
“Jangan tanya gua lah, noh… tanya sama orang
yang bersangkutannya aja langsung.” Jawab Rafif.
“Emang belum dijawab dip?” Tanya Agung.
“Tau ah…” Jawab Dipa.
Merekapun sampai di lapangan
sekolah. Dipa, Rafif dan Agung mulai meletakkan tas dan mulai melepaskan jaket.
Saatnya mereka mulai bermain basket. Dari arah ruang ujian Rafif, Syfa dan
teman temannya keluar. Mereka memusatkan pandangannya kearah Dipa dan
yang lainnya bermain basket sambil
menghabiskan waktu karena tanggung untuk pulang jam segini. Mereka bermain
layaknya sedang latihan. Dimulai dari shoot
3 points hingga aley up. Jika dari mereka ada yang gagal memasukan bola ke ring
basket, maka akan dikenakan hukuman berupa push
up sebanyak 10 kali. Sesekali Dipa alihkan pandangannya untuk melihat
kearah Syfa.
“Syfa bingung nih, harus jawab apa ke Dipa.” Kata
Syfa.
“Lah, emangnya belum dijawab jawab? udah hampir
satu bulan loh Dipa nungguin.” Tanya Andini.
“Iya, Syfa belum berani ambil keputusan.” Jawab
Syfa.
“Ikutin kata hati aja syf…terus cepetan lah
kasih jawabannya, kasihan Dipa nunggu terlalu lama.” Kata Feline.
“Tapi Syfa beneran nggak suka, Syfa maunya
kita itu kayak dulu aja, Syfa tuh mau belajar yang bener dulu buat nanti kuliah
bisa masuk di universitas negeri. Lagipula Syfa udah nyaman kalo kita temenan
aja kok.” Jawab Syfa.
“Yaudah kalo itu bener dari hati Syfa,
ungkapin aja ke Dipa.” Kata Grace.
“Tapi Syfa takut bikin Dipa marah.”Jawab
Syfa.
“Nggak kok, gue tau Dipa. Gua kan 8 jam
ketemu Dipa terus. Dipa nggak bakal marah kok sama cewek yang jujur.” Jawab
Kirana.
“Iya, gua kan sama Kirana udah dari kelas XI
temenannya, jadi gua tau bener kok.” Jawab Andini.
“Tapi Syfa masih ragu buat ngejawabnya.” Kata
Syfa.
“Yaudah, pikirin aja nanti malem, pikirin
yang terbaik buat kalian berdua, jangan sampe nyesel nantinya. ” Kata
Feline.
“Iya Feline.” Jawab Syfa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar