Sabtu, 14 Januari 2017

Jurnal Si Dipa (Ketika Kita Merasa Kesal Bagian 3)

         Pagi ini serasa istimewa karena pagi inilah merupakan akhir dari latihan Dipa untuk menghadapi tantangan dari Kira. Mereka berkumpul untuk belajar seperti biasa di ruang kelas XI IPS 2.  Pagi ini suasananya seperti biasa. Akan tetapi hanya teman teman kampret Dipa saja yang berkoar untuk memberikan kode terhadap Syfa kalau hari ini Dipa akan bertanding untuk merebutkannya. Pelajaran demi pelajaran untuk hari ini mereka lalui. Pelajaran terakhir telah usai, kini mereka harus moving menuju ruang pelajaran tambahan untuk memantapkan materi menghadapi ujian nasional. Pelajaran tambahan kali ini adalah Bahasa Indonesia. Sisa beberapa menit lagi menuju pertandingan. Mereka telah meminta izin dengan kesiswaan dari jauh jauh hari untuk memakai lapangan setelah atau beberapa menit sebelum pelajaran tambahan usai. 25 menit sebelum pelajaran tambahan usai, Mika mulai berkoar lagi.

Ehem… ehem… yang mau jadi pahlawan.” Ledek Mika.
Dip, deg degan nggak ?” Tanya Pradia.
​“Tinggal ngitung detik pake jari aja dah, wkwk.”  Kata Zisochi.
Gua mah santai santai aja, lagi on fire nih…, malah kalo diibaratkan lagi main PES nih, disamping name tag gua itu panahnya warna merah…wkwk”  Kata Rafif sambil menyindir Dipa.
Dipa yang gua tanya, bukan elu kampret…” Kata Pradia.
​“Emang kalo menang dapet apaan dip? Wkwk.”  Ledek Mika.
Kampret lu…dari tadi pagi lu nanyanya gitu terus.”  Kata Dipa.
Syfa, suport Dipa dong… sebentar lagi kan mau bertanding… haha…” Ledek Raka.
​“Kenapa lu ikut ikutan kayak kunyuk sih…” Kata Dipa.
Hahaha… Dipa bete…” Tambah Irfan.

            Syfa hanya diam saja mengabaikan perkataan Raka. Tak lama kemudian, pelatih basket datang ke kelas untuk memanggil mereka. Dipa, Rafif dan Agung bergegas merapikan peralatan sekolahnya masing masing. Tak lupa mereka minta doa restu dari Pradia, Raka, Mika, Irfan dan Zisochi. Kali ini kami minta doa restu ke guru bahasa indonesia kami. Padasaat sebelum keluar dari kelas, Dipa melihat kearah Syfa, namun dia tidak melihat kearah Dipa. Bintang membantu Dipa dengan cara berbisik kepada Syfa untuk melihat kearah depan. Setelah dia melihat kearah Dipa, dia segera membuang muka beralih pada buku tulisnya. Setelah mereka keluar, Syfa mengeluarkan handphonenya dan mengetik sebuah SMS. Grace yang duduk didepannya pun bertanya kepada Syfa.

Lagi ngapain syf ?” Tanya Grace.
Ah, ini…lagi SMS.” Jawab Syfa.
SMS siapa syf ?” Tanya Feline.
SMS Dipa lah.” Jawab Syfa.
Ciee…ceritanya ngasih dukungan diam diam nih? Cie banget kan, haha.”  Ledek Grace.
“Lah, emang hari ini tandingnya ?”  Tanya Syfa.
Ish, tadi kan anak anak rame nyemangatin si anak anak curut itu. Masa lu nggak denger sih?” Jawab Feline.
Tadi kirain Syfa, mereka cuma mau latihan aja.” Kata Syfa.
Terus itu isi pesannya apa ?” Tanya Feline.
Syfa nolak Dipa.” Jawab Syfa.
Lah, parah… ih sumpah… parah…” Kata Feline.
Iya, nanti kalo Dipa baca gimana?” Tambah Grace.
Aduh…Syfa jadi bingung nih…” Jawab Syfa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar