“Ya tapi emangnya latihan harus didepan ruang basket ?” Tanya Dipa.
“Eh ketiak ! Yang ngumpetin celana seragamnya Kiko bukan Rafif sama Agung aja ya, lu juga ikutan !” Ngotot Pradia.
“Lu juga !” Balas Dipa.
“Lu juga !” Tunjuk Mika ke Zisochi.
“Ngaca ! lu juga nyuk !” Balik Zisochi ke Mika.
“Berarti intinya kalian berenam yang salah.” Simpulan Grace.
“Palingan juga itu semua rencananya Dipa.” Tuduh Andini.
“Ish, kenapa nuduh gua deh ?” Elak Dipa.
“Sumber keisengan mereka kan elu dip.” Tambah Kirana.
“Agung sama Rafif kok pisah kelas sama Syfa dan Feline jadi nakal ya ?” Kecewa Syfa.
“Iya, diajarin sama Dipa nih.” Kata Rafif.
“Bener kata Rafif tuh.” Tambah Agung.
“Emang Dipa yang nakal. Waktu di tempat les aja yang isengin gua awalnya Dipa. Terus Rafif sama Pradia baru deh ikutan.” Adu Kirana.
“Keseringan Pradia ya yang iseng duluan.” Tangkis Dipa.
“Ga boleh adu domba dip. Ga baik. Tanya Wais deh kalo nggak percaya.” Kompor Pradia.
“Iya deh, gua aja yang salah. Ga pernah baik dimata kalian.” Pundung Dipa.
“Asik… Dipa ngambek.” Senang Andini.
“Cie… baper cie..” Tambah Feline.
“Masa jagoan ambekan hahaha…” Tumpuk Agung.
“Jagoannya siapa emang ?” Ledek Rafif.
“Jagoannya dedek Stephanie lah..” Jelas Pradia.
“Ups.. keceplosan hahaha..” Senang Feline.
“Stephanie anak nihon ?” Tanya Grace.
“Iya, anak XI IPA 3 sekarang. Yang berawal dari masuk eskul bareng dedek entephan.” Ledek Pradia.
“Gosip mulu ish.. lagian juga temen doang.. kagak lebih elah..” Klarifikasi Dipa.
“Jadian juga ga apa-apa dip.. hahaha…” Tambah Zisochi.
“Et.. kalian diawal tadi judge gua ga konsen belajar lah, nakal lah, emang daritadi kalian perhatiin dan nyimak materi dari Madame apa ?” Tanya Dipa.
“Nyimak lah.. emang elu, nyimaknya cuma partikel debu dan kehampaan udara yang ada di jalan sana hahaha…” Ledek Zisochi.
“Sekalian sama kuman-kuman zi hahaha…” tambah Rafif.
Tak lama
kemudian Madame masuk ke kelas dan
menberikan test. Setiap peserta
diberikan waktu selama 30 menit untuk menjawab 10 soal essay mengenai materi yang dibahas hari ini. Peraturan yang
diberikan Madame dalam setiap testnya sangatlah sederhana. Hanya
terdapat tiga peraturan. Peraturan pertama dalam test ini adalah dilarang melakukan kecurangan seperti mencontek
teman, membuka buku, ataupun mengganggu teman yang lainnya. Jika ketahuan maka
peserta yang melakukannya di diskualifikasi dan tentunya mendapat nilai nol
dalam test. Kedua, apabila terjadi
keputusasaan dan merasa sudah tidak mampu untuk menjawab soal, peserta
dipersilahkan untuk mengarang bebas ataupun curhat pada lembar jawab test.
Ketiga,
bagi peserta yang poinnya kurang dari 70, maka akan mendapat hukuman berupa
berlari mengitari lapangan sekolah sejumlah kekurangan poin mereka untuk
mencapai hasil 100 poin. Karena kasihan apabila ada peserta hanya mendapatkan 10
poin, maka dari itu dengan bijak Madame
memberikan keringanan dengan menyelesaikan delapan putaran saja untuk peserta
yang mendapat poin test sebesar 10.
“Waktu habis, silahkan dikumpulkan segera !” Perintah Madame.
“Lama lu dip, udah nggak tau jawabannya, sok lagi hahaha.. diisi semuanya.” Ledek Mika.
“Kalo nggak tau jawabannya jangan diisi dip, kasihan Madame meriksanya. Buang-buang waktunya aja hahaha..” Tambah Rafif.
“Pasti aja ada yang bener lah dari jawaban gua, kan nggak sebodoh yang kalian fikir.” Bela Dipa.
“Yang selesai pertama belum tentu bener ! yang dibutuhkan itu hasil akhirnya, bukan kecepatannya.” Nasehat Dipa sambil tetap fokus pada soal testnya.
“Ya, hasil akhirnya kan udah ketahuan dip, pasti lari delapan putaran elu hahaha..” Tambah Zisochi.
“Yeh, dasar kampret.” Singkat Dipa.
“Dipa udah semuanya belum ?” Tanya Syfa.
“Udah nih, kumpulin aja duluan syf.” Jawab Dipa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar