Rabu, 03 Januari 2018

Jurnal si Dipa (Bab 4 Terhubung)

Letak pelajaran yang berdempetan dengan waktu istirahat itu sangatlah berat dirasa. Apalagi ketika menjelang beberapa menit menuju waktu istirahat. Dikarenakan sudah hampir 50% konsentrasi belajar sudah mulai menuju kantin dan koperasi sekolah. Imaji akan bumbu kacang siomay yang pedas serta gurih, cireng hangat dan besar sudah memanggil hingga ke dalam perut. Rempah-rempah serta topping dari nasi goreng seafood tak mau kalah ambil peranan. Ditambah dengan segarnya es selasih beserta es susu kedelai dan es kacang hijau yang dibungkus dengan plastik Polyethylene berukuran 15 x 30 cm mengalahkan cuaca panas hari ini. Apabila alergi dengan susu dan kacang, es teh dan es jeruk dengan wadah cup plastik 16 oz dengan senang hati selalu ada.

Sesekali Dipa melihat jam tangannya untuk memastikan berapa menit lagi pelajaran akan berakhir. Dengan pandangan yang sudah tidak fokus pada pelajaran, Dipa mengalihkan pandangan menuju Syfa yang sedang membaca novel barunya. “ Sepertinya kalau sudah dengan novel, Syfa asyik sendiri hingga masuk kedalam dunia nyamannya. Hingga tak berasa kalau sedang diperhatikan. Bahkan dengan materi ini aja dia cuek ”. Simpulan Dipa dalam hati. Diubahnya haluan pandangan Dipa menuju teman-temannya. “ Agung dengan Pradia mungkin lagi bahas tentang perempuan, soalnya keliatan banget dari matanya Pradia yang berbinar-binar ”. Terka Dipa. “ Rafif dan Ziso pasti lagi bahas basket. Lagipula apalagi pembahasan mereka selain basket ”. Yakin Dipa. “ Kalo Mika gimana ya ? ” Tanya Dipa.

Penasaran tersebut berubah menjadi penyesalan seketika Dipa menoleh kebelakang tepat dimana Mika duduk. “ Seharusnya memang tak perlu menoleh kebelakang, karena sudah pasti dunia nyamannya seperti ini. ” Sesal Dipa yang melihat Mika tertidur pulas. Merasa akan bosan, Dipa memutuskan untuk menjahili Mika. Dengan pulpen gel hitam bermata 0,8 mm, Dipa mulai berkarya. Goresan demi goresan dibuatnya tanpa membangunkan Mika. Tidak puas dengan Mika, Dipa bersiap menjahili Syfa. Berkedok membungkukkan badan dan meregangkan kedua tangan kearah depan, Dipapun beraksi. “ buk !! ” Suara kecil dari tertutupnya novel membuat Syfa serta seisi ruangan kaget.

Dipa !! ” Spontan Syfa membuat pandangan yang lain tertuju padanya. Kaget tersebut kemudian berubah menjadi tawa setelah pandangan mereka terhadap Syfa dikalahkan oleh bangunnya Mika. Wajahnya membuat Bu Suci harus menahan gelak tawa. Mika yang bingung pun bertanya tanya “ Ada apa sih ? ” Raka segera menjawab pertanyaan Mika setelah berhasil menghentikan tawanya beberapa detik “ Apus dulu tuh yang ada di pipi lu .” Entah nurut atau nyawanya belum kembali seutuhnya, Mika melakukan apa yang disuruh Raka. Suara tawa menjadi lebih pecah dua kali lipat dari sebelumnya dikarenakan pipi Mika yang menjadi hitam akibat tinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar