Jumat, 22 Januari 2016

Sadar

Bekasi, 17 Juli 2014. Sinar matahari pagi memaksa masuk dari celah celah pepohonan. Burung burung berkicau kesana kemari di pekarangan rumah. Serta angin yang sejuk ditambah dengan pepohonan rindang  dipekarangan rumah menambah lengkapnya suasana santai pak Handoko untuk pagi ini. Beliau menikmati pagi ini dengan duduk santai menatap birunya langit. Tiba tiba Fico berteriak dari ruang keluarga, pak Handoko menjadi kaget. Cepat cepat Fico menuju ayahnya yang sedang menikmati pagi ini di pekarangan rumah. Fico memberitahu breaking news untuk pagi ini. Pak Handoko tidak percaya dengan berita yang disampaikan Fico, oleh karena itu beliau bergegas memastikan berita tersebut. Siaran televisi di Indonesia tiba tiba serentak menyiarkan berita kecelakaan pesawat MH17. Kaki pak Handoko menjadi lemas, pandangan menjadi kabur dan tiba tiba beliau pingsan. Bagaimana beliau tidak pingsan karena Laras, anak pertamanya menjadi penumpang pada pesawat tersebut bersama dengan Benji, kekasihnya Laras.

Benji  telah mati, dia yang selalu berada disamping Laras telah mati. Laras tidak bisa tertawa, tidak bisa tidur, tidak bisa tersenyum, tidak bisa makan dan bahkan tidak bisa menangis. Suasana masih dalam kedukacitaan mengingat bahwa hari ini adalah hari pertama setelah peristiwa kecelakaan tersebut. Kerabat kerabat Laras dan Benji datang untuk memberi penghormatan terakhir. Pak Handoko mendekati salah satu kerabat Laras.

“Nak, tolong selamatkan anak itu. Jika itu kamu, mungkin kamu bisa menjadi dia. Jadilah dia dan selamatkan anak itu.”

Kerabat Laras itu pun mengangguk dan mengabulkan perintah dari pak Handoko.

Bekasi, 25 Juli 2014. Hari ini aku resmi menjadi Benji. Psikolog yang membantuku untuk menjadi Benji telah datang.

“Nah, bagaimana Nico ? sudah siap untuk menjadi Benji ? ”

“Maaf pak, sekarang saya sudah menjadi Benji. Jadi panggil saya dengan nama Benji. “

“Baiklah.”

Aku adalah Benji. Ya, mulai hari ini aku adalah Benji. Benji yang selalu ada disamping Laras, Benji yang selalu membuat Laras tersenyum dan tertawa. Ini adalah dunia baruku serta misi baruku. Psikolog itu memintaku untuk bergegas menuju rumah Laras. Aku dibekali alamat serta buku diary Benji. Sesampai di rumah Laras, aku menuju kamar Laras. Kulihat dia hanya berdiam diri disudut kamarnya. Aku mencoba untuk berbicara dengan Laras, namun hanya ada hening yang aku dapat. Aku berjalan meninggalkan kamar Laras. Saat mataku hendak melihat kearah kanan kamarnya, kulihat buku diary yang mirip dengan buku diary Benji. Ku ambil diary tersebut dan ku lihat isi diary tersebut. Banyak sekali foto Laras dengan Benji yang tertempel di diary ini. Hendak pada halaman terakhir, kudapati tulisan Laras yang berisi lima impiannya bersama Benji. Dengan rasa penasaran, aku buka diary Benji pada halaman terakhir. Ternyata benar, halaman terakhir diary Benji sama dengan punya Laras. Aku berfikir mungkin dengan cara ini misiku bisa berhasil.

Bekasi, 26 Juli 2014. Hari pertamaku gagal untuk membuat Laras berbicara terhadapku. Keesokan harinya, aku mengikuti apa yang dituliskan Laras pada diarynya. Impiannya yang pertama adalah pergi bersama ke kebun raya Bogor serta taman bunga Bogor. Kami bersama melewati hari ini dengan senyum dan tawa yang riang. Akhirnya aku bisa membuat Laras riang kembali. Kami berfoto bersama dan membeli album untuk foto hari ini karena lembaran di diary Laras sudah tidak muat untuk menempelkan foto terbaru kami. Sepulang dari jalan jalan, Laras berterimakasih kepadaku. Aku sangat senang sekali karena hari ini bukanlah hari kegagalanku lagi.

Bekasi, 29 September 2014. Seiring berjalannya waktu, tak terasa kini susah sampai impian Laras yang keempat. Impiannya kali ini sangat unik karena dia menginginkan Benji bermain musik ditengah keramaian dan berduet dengan Laras. Aku tertawa membacanya. Tapi akan aku usahakan demi kebaikan Laras. Aku pilih kota tua yang letaknya di Jakarta kota. Kami bermain musik ditengah keramaian pengunjung disana. Beberapa pengunjung bernyanyi bersama Laras. Tak lupa Laras abadikan video ini di kamera yang ia bawa.

Bekasi, 24 Oktober 2014. Hari ini kuputuskan untuk mengakhiri misi ku sebagai Benji. Impian terakhir Laras adalah berkeliling menggunakan kereta commuter line. Pukul 9:00 kami berangkat dari stasiun Bekasi. Tujuan pertama adalah menuju Bogor. Kumatikan data internet hanya untuk menghabiskan waktu bersama Laras tanpa ada gangguan dari yang lainnya. Aku seperti kekasihnya Laras. Ya, itu yang selalu aku pikirkan sejak dari awal bertemu dengannya. Pukul 10:13 kami berhenti di stasiun Depok. Laras meminta kami turun sejenak karena ia ingin buang air kecil. Aku menunggu Laras di tangga. Hampir 10 menit sudah aku menunggunya. Akhirnya aku putuskan untuk mencarinya. Setelah kulihat, ternyata dia bertemu dengan kerabat kerabatnya. Aku menjadi kesal, bukan karena lama menunggu, akan tetapi karena kulihat Laras dirangkul dengan teman lelakinya.

Karena kesal, kutinggal Laras dan mengirimkan pesan bahwa aku bergegas kembali pulang. Langsung saja kumatikan handphone ku. Setelah sampai Bekasi, diperjalanan pulang, aku melihat gumpalan asap hitam menari nari di udara, mengalahkan putihnya awan dan birunya langit. Ternyata kebakaran itu tepat berada di seberang jalan dari rumahku. Kepalaku menjadi sakit karena melihatnya. Bukan karena panas dan pusing, melainkan sebuah trauma yang besar.

Bekasi, 17 Juli 2014. Hari ini Laras memaksa Benji untuk berlibur ke Belanda. Tak tahu ada angin apa, tiba tiba Laras ngotot ingin sekali berlibur. Sesampai di bandara, mereka cekcok karena keinginan Laras yang mendadak. Akhirnya Laras menaiki pesawat, tapi Benji tidak. Pada saat perjalanan pulang, dia mendapat berita dari internet bahwa pesawat yang dinaiki Laras mengalami serangan pada saat menuju Belanda. Bergegas Benji melihat video di Youtube. Kekhawatiran Benji seemakin menjadi jadi.

Bekasi, 18 Juli 2014. Hari pertama setelah peristiwa kecelakaan tersebut, kerabat kerabat Laras dan Benji datang untuk memberi penghormatan terakhir. Pak Handoko mendekati salah satu kerabat Laras.

“Nak, tolong selamatkan anak itu. Jika itu kamu, mungkin kamu bisa menjadi dia. Jadilah dia dan selamatkan anak itu.”

“Mungkin dengan ini, anak itu bisa kembali seperti semula. Kemungkinan besar kita bisa membuatnya kembali seperti semula adalah dengan menggunakan metode terapi menggantikan dirinya menjadi orang lain. Dan kamu bisa menjadi Laras untuk membantu kesembuhan anak itu.”

“Tolonglah, anak itu sudah putus semangat, dia menganggap dirinya sebagai robot. Hanya bisa diam dan melamun saja. Dampak kehilangan orang yang dia sayangi dengan cara tragis itulah yang membuatnya seperti sekarang ini. Benji menjadi Kekalutan mental karena peristiwa itu.”


Setelah berunding dengan psikolog dan pak Handoko, Dilla, kerabat Laras itu pun mengangguk dan mengabulkan perintah dari pak Handoko. Dan pada saat itulah Dilla menjadi Laras.

Minggu, 10 Januari 2016

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 6)

No…raf…pan…Prad…pril…dip…ka…gung tunggu!” Seru Zaenal.
Lah, Zaenal itu. Dari mana aja nal ? Bayu mana ?” Tanya Seno.
Iya nih, tadi dipanggil pelatih dulu no, nanti sore ada latihan dadakan.” Jawab Zaenal.
Terus Bayu mana ?” Tanya Aprillo.
Masih di lapangan bareng tim.” Jawab Zaenal.
Lah, lu nggak ikut ngumpul pan ?” Sambung Zaenal.
Nggak ada yang kasih kabar ke gua.” Kata Irfan.
Emang lu dianggap pan di tim? hahaha…” Ledek Mika.
Lah, lu nggak tau siapa top skorers Kepala Sekolah Cup kemarin ?” Tanya Irfan.
Enak aja lu kalo ngomong hahaha…” Tambah Irfan.
Tapi bukan pemain terbaik kan pan ?” Tanya Zaenal.
Tau deh yang sering jadi pemain cabutan dimana mana… sampe dapet upah pula, walau cuma buat beli bensin sama minum.” Ledek Irfan.
Ya kita mah apa atuh, ada yang minta bantuan ya kita tolong.” Kata Zaenal.
Udah lah… kalian pemain terbaik dan goal terbanyak tapi kelas kalian nggak jadi juara. Jadi miris deh.” Celetuk Zisochi.
Kok nyelekit ya ? hahaha…” Kata Zaenal.
Mau pulang kan ? Tungguin dulu ya, gua sholat dulu.” Tambah Zaenal.
Bayu belom sholat juga nal ?” Tanya Seno.
Beluman kita no, tadi langsung disuruh kumpul.” Jawab Zaenal.
Yaudah, tunggu di kantin aja kita nih ?” Tanya Rafif.
Oke deh, kantin aja.” Setuju Pradia.
Tunggu, gua SMS Bayu dulu. Mau pulang bareng apa nggak dia.” Kata Seno.
Bareng ya no hehehe…” Pinta Zaenal.
Rumah lu kan deket nal. Di ujung jalan sekolah.” Kata Irfan.
Ya kan ga apa-apa selagi ada yang mau kasih tumpangan pan.” Jawab Zaenal.

Mereka bergegas menuju kantin meninggalkan Zaenal yang sedang membuka sepatu untuk segera sholat. Tak lama kemudian Bayu menyusul Zaenal dan meletakkan sepatunya tepat disamping Zaenal. Tujuh menit kemudian, Bayu dan Zaenal saling balapan memakai sepatu masing-masing. Mereka meninggalkan kantin dan menuju parkiran. Setelah ditengah perjalanan, Dipa menarik tas Agung yang berada tepat di depannya.
 Eh gung, dulu lu kelas X sekelas sama Syfa kan ? Dia itu orangnya gimana sih ?” Tanya Dipa dengan penasaran.
Iya. Mika sama Rafif kan juga sekelas sama Syfa dulunya. Kalo Irfan pas kelas XI nya. Dia orangnya pendiem terus pinter pula, tapi nanti lama kelamaan juga Dipa bisa temenan baik sama dia. Soalnya selain pinter, dia juga gampang dapet temen baru.”Jawab Agung.

Oh ya, ceritanya sudah panjang tapi Dipa belum memperkenalkan diri. Nama kepanjangan Dipa adalah Kazuichi Kin Dipa Kirigaya. Panggil saja Dipa. Arti dari namanya adalah elang emas pertama keluarga Kirigaya. Sedangkan Dipa adalah nama kakak laki laki ibunya yang sukses sampai mengejar impiannya menjadi pembisnis di luar negeri.

Mengapa Dipa diberi nama itu ? Karena, ibunya pernah bilang kepada Dipa kalau ia ingin anaknya seperti elang yang gagah dan karena Dipa anak pertama, maka diberi nama Kazuichi dan ia juga menginginkan kesuksesan kakaknya menular kepada Dipa.

Ayahnya bernama Kageki Kagayakashii Kirigaya. Artinya adalah Luar biasa cemerlang. Kata ibunya, beliau ingin ayah Dipa menjadi orang yang pintar dan luar biasa dalam mengatasi segala masalahnya. Oh ya, Kirigaya adalah nama keluarganya di Jepang. Kalau di Indonesia sama halnya dengan marga. Sedangkan ibunya bernama Davina Kusuma Dewi.

Yup...  Dipa adalah keturunan dari Indonesia dan Jepang. Ayah dan ibunya bisa bertemu itu karena dulu ibu Dipa mendapat kesempatan untuk pertukaran pelajar ke Jepang. Disanalah mereka bertemu. Kata ibunya, dulu ayah Dipa sangat romantis.

Ayahnya menyatakan perasaannya pada saat festival hanabi atau yang sering disebut dengan festival kembang api. Pada malam itu, ayah Dipa membawa seikat bunga matahari kesukaan ibu Dipa. Ia memberikannya pada saat mereka duduk bersama di bawah pohon sakura sambil menyaksikan kembang api.

Dipa anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Mangetsu Taka Ribapuru Kirigaya. Mangetsu diambil dari kata bulan purnama dan Ribapuru diambil dari kata kota Liverpool. Jadi, adik Dipa lahir pada saat bulan purnama, dan kata Ribapuru itu karena ayahnya sangat mengidolakan tim Liverpool. Dipa lahir di Kurume 25 Mei 1996 di Jepang. Hobi bersepeda, menonton pertandingan baseball, dan menonton pertandingan futsal maupun basket.

Disekolah menengah atas ini, Dipa mengambil jurusan IPS karena ingin seperti pamannya yang menjadi akuntan dan pembisnis terkenal. Sebenarnya cita-cita utama Dipa adalah menjadi Dokter Hewan, akan tetapi orang tuanya melarang menjadi Dokter Hewan lantaran sangat jarang ada orang yang memakai jasa Dokter Hewan di Indonesia.

Tapi, Dipa tak pernah mengeluh karena hal itu. Yang terpenting baginya adalah berbuat baik selalu kepada semua mahluk hidup dan dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan jika kita melakukan hal yang berguna untuk semua orang, Insha Allah Sang Pencipta akan memberikan jalan terbaik untuk kita semua.

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 5)

Dip, kenapa lu ? tumben telat.” Kata Agung.
Biasa… paham deh.. panggilan alam hehehe.” Jawab Dipa.
Perut lagi gak bisa diajak bertemen ?” Tanya Agung.
Iya... hahaha...” Jawab Dipa mengangguk.
Jeh, dasar. Ada ada aja tuh perut.” Tambah Agung.

Perkenalkan, ini Agung. Dia adalah “Ace” tim basket di sekolah. Dia anak yang polos tapi maniak film dewasa. Setiap kumpul, kalau sudah tidak ada topik yang dibahas, pasti dia selalu melontarkan dua perkataan. “Lu ada video goyang ga ? (film dewasa).”  Yang terakhir adalah, “Lu pada mau nonton video goyang ga ?

Waktu terus berjalan, tanpa disadari sudah masuk bel pulang. Semua teman baru sudah meninggalkan kelas. Tinggal Dipa, Zisochi, Agung, Rafif, Mika, Irfan, dan Pradia yang masih di kelas.

Mereka mengobrol sejenak sebelum pulang. Tidak lama kemudian handphone Dipa bergetar. Ternyata ada SMS dari Seno yang menanyakan posisinya berada. Seno dan Aprillo sudah menunggu di masjid sekolah. Mereka bergegas menuju masjid sekolah, akan tetapi perut Dipa bermasalah.

Langkah seribu akhirnya Dipa gunakan. Sialnya setelah sampai toilet masjid laki-laki, ternyata toilet masjid sedang direnovasi karena septic tank nya mampet. Perut Dipa makin tak karuan. Tanpa fikir panjang, Dipa menggunakan toilet perempuan sebagai gantinya.

Dipa kok itu buru-buru banget ke toilet ? kebelet pipis dia ?” Tanya Seno.
Kebelet ngebom no, bukan pipis.” Jawab Irfan.
Hahaha…ada-ada aja, tadi Dipa telat kan datang ke sekolah ?” Tanya Aprillo.
Iya, katanya dia ngebom dulu tadi.” Jawab Mika.
Kok elu bisa tau prillo ?” Tanya Seno heran.
Iya, soalnya tadi pagi gua SMS Dipa, masih pending. Pas jam 06 : 40 baru kekirim. Kan biasanya handphone Dipa kalo malem dimatiin. Dia nyalain lagi pas mau berangkat sekolah sambil dengerin musik.” Jawab Aprillo.

Perkenalkan, Seno adalah ketua kelompok belajar mereka sekaligus termasuk 10 laki-laki si anak cerdas di sekolah. Selain menjadi ketua kelompok, dia adalah penasehat untuk geng belajarnya. Nama panjangnya adalah Restu Aji Basuseno. Waktu TK dia dipanggil Restu, SD hingga SMP dipanggil Aji dan di SMA, dia dipanggil Seno. Dia memang hebat dalam pelajaran sekolah maupun pelajaran diluar sekolah. Dia selalu memberikan kami pembelajaran mengenai hidup. Satu nasehat yang selalu melekat dari dia adalah “Belajar agar menjadi orang  yang baik, tolong menolong dalam kebaikan sampai mati dan jika sudah menjadi orang yang pintar jangan sampai bodoh-bodohi orang yang tidak pintar.

Dan yang satu ini namanya Aprillo. Dia tinggal dibantaran sungai yang letaknya dibelakang kompleks perumahan Dipa. Keluarganya terbilang tidak mampu. Dia berhasil masuk ke SMA ini karena prestasinya di SMP dan mendapat beasiswa berprestasi sekaligus beasiswa tidak mampu. Aprillo termasuk 10 laki-laki si anak cerdas di sekolah.

Setelah selesai buang air besar dari toilet perempuan, Dipa menoleh ke dalam masjid, ternyata Syfa melihatnya padasaat Dipa keluar dari toilet perempuan. Dipa bingung harus berbuat apa. Akhirnya hanya senyuman disertai dengan wajah memerah yang tergambar pada diri Dipa. Syfa tersenyum dan mulai tertawa pelan karena perbuatan Dipa tadi.

Bergegas Dipa menuju teman-teman yang sudah menunggu. Setelah sampai, mereka semua sudah selesai sholat. Akhirnya Dipa meminta mereka untuk menunggunya sholat. Kurang lebih sekitar tujuh menit mereka menunggu. Langsung saja setelah itu menuju parkiran dan segera pulang. Hendak berjalan lima langkah meninggalkan masjid, Zaenal berteriak memanggil. Diabsennya satu persatu dari mereka.

Sabtu, 09 Januari 2016

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 4)

Dengan cepat Mika mencari bangku di ruang kelas lain. Sambil menunggu Mika mencari bangku, mereka menulis apa yang diperintah Madame untuk memperkenalkan diri, harapan kedepannya bersama kelas baru ini beserta cita-cita yang ingin diraih untuk masa depan. Yang pertama adalah Irfan, nama panjangnya adalah Muhammad Irfan Fauzi. Dia adalah ketua kelas di kelas XII IPS 2. Sebenarnya dia adalah teman Dipa sejak kelas X. Mereka bisa dekat karena saat sholat sering bertemu dan ngobrol bersama pada saat sesudah sholat. Irfan merupakan anak yang baik, pinter, tanggung jawab, serta berwajah tampan.

Yang kedua adalah teman satu meja Dipa. Iya, benar.. si perempuan berkacamata. Namanya Syfayurina Larasati, dia adalah anggota OSIS di sekolah mereka sekaligus wanita yang mendapatkan gelar 10 perempuan si anak cerdas. Dia memiliki kacamata yang pas untuk ukuran pipinya yang tembem, pupil mata yang hitam, tinggi badan yang bantet, serta badan yang sedikit gemuk. Bisa dibilang seperti siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Dibalik itu semua, dia memiliki wajah yang imut, hidung yang mancung, otak pentium ++, serta senyum yang manis. Dia lebih terlihat manis bila sedang membenarkan posisi kacamatanya.

Pelajaran Madame telah usai, tapi Mika belum kembali. Tugas segera dikumpulkan. Setelah terkumpul, Madame meninggalkan kelas dan berpesan bahwa jika nanti Mika sudah masuk kelas, suruh kumpulkan tugas yang tadi Madame berikan pada saat pulang sekolah. Tidak lama setelah Madame meninggalkan kelas, seperti biasanya, hal ini menjadi tradisi di hampir penjuru Indonesia. Sebenarnya bukan hanya di Indonesia saja, di negara maju juga sama, yaitu setelah guru keluar dari kelas, suasana menjadi gaduh.

Dari lorong kelas, kembali terlihat bayangan Mika yang sedang berjalan menuju arah kelas sambil membawa bangku. Setelah masuk kelas dan duduk di kursinya, Mika diejek habis habisan oleh Rafif, Pradia dan Zisochi. Suasana kelas makin gaduh karena ulah mereka. Lelucon mereka membuat kami semua terbahak bahak. Merekalah yang membuat suasana belajar menjadi hangat, mereka selalu membuat suasana menjadi lebih semangat dengan bahan candaan mereka yang tiada habis-habisnya setiap hari. Mereka selalu membuat kelas menjadi ramai.

Mika adalah salah satu teman dikelompok belajar Dipa. Dia adalah teman yang mempunyai muka tebal, dia selalu ditolak pada saat dia menyatakan perasaannya kepada teman-teman perempuan di sekolah. Setiap dia dekat dan mencoba menarik perhatian dengan perempuan, pasti perempuan tersebut memberikan tamparannya ke Mika. Walaupun begitu, tetap saja Mika masih bergaya sok ganteng. Selain itu, kerjaannya hanya bisa mengejek saja. Terutama mengejek Dipa.

Rafif, Pradia dan Zisochi. Mereka juga termasuk kedalam kelompok belajar Dipa. Rafif adalah “Poin Guard” tim basket di sekolah. Dan kerjaannya sama dengan Mika, dia selalu mengejek Dipa. Selain jago dalam hal olahraga, Rafif juga ahli dalam bidang ilmu teknologi dan komputer. Lanjut ke Pradia, dia adalah anak semata wayang. Dia adalah teman yang pandai sekali menggambar. Mulai dari desain hingga sketsa wajah, dia bisa.

Selain gambar, dia adalah “Ace” tim  voli di sekolah. Dia paling terkenal diantara semua anggota kelompok belajarnya karena selain menjadi “Ace” dan mempunyai bakat lukis serta gambar, dia mempunyai wajah yang tampan. Selain itu dia juga pandai dalam menebak suatu teka-teki. Beralih ke Zisochi, dia adalah orang yang menyenangi bidang seni dan musik. Diantara yang lain di kelompok belajarnya, dialah yang jago dalam soal bermusik. Dia seperti beruang kutub. Badannya besar dan bulet serta memiliki warna kulit yang putih. Persis seperti beruang kutub.

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 3)

Akhirnya Mika menulis sesuai yang diperintahkan babeh kepada mereka, kemudian baru Dipa. Mereka lanjutkan push up sebanyak 50 kali. Setelah itu, Dipa dibiarkan mengikuti pelajaran. Akan tetapi Mika tidak diperbolehkan ikut pelajaran karena dia masih ditahan oleh babeh. Katanya sih karena dia sudah sering terlambat.

Baru hari pertama masuk saja, Dipa terlambat datang kesekolah. Akhirnya Dipa mencari ruang kelas XII IPS 2. Setelah ketemu kelasnya, Dia bergegas masuk. Ternyata Madame barusaja keluar kelas dan menuju ruang guru untuk mengambil sesuatu yang tertinggal disana. Dipa harus duduk bersebelahan dengan perempuan berkacamata yang duduknya berada ditengah-tengah ruang kelas karena hanya kursi itu saja yang tersisa. Setelah duduk, perempuan berkacamata itu tersenyum ramah kepadanya, dan Dipa membalas senyumannya tersebut.

Di papan tulis juga telah tertulis struktur organisasi kelas. Tertulis jelas bahwa Pradia kalah telak dengan Irfan. Irfan mendapat 34 suara dan Pradia mendapat 11 suara. Kini Pradia turun jabatan menjadi wakil ketua kelas. Mereka belajar pada masa pimpinan ketua kelas yang bernama Muhammad Irfan Fauzi serta wali kelas yang akrab dipanggil Madame. Dikelas itu bagaikan Indonesia. Dari ujung Sabang sampai ujung Merauke semuanya ada. Mulai dari anak males-malesan, anak jagoan, anak pintar, anak musik, anak olahraga, anak gaya-gayaan hingga anak galau-galauan.

Itu apaan Pradia? Angka 13? Telak amat kalahnya... haha...ada juga ya yang masih mau elu jadi ketua kelas, gua kira udah ga ada yang mau.” Ledek Dipa ke Pradia.
Seharusnya itu enggak sah, kan Dipa sama Mika enggak milih tadi.” Polos Rafif.
Haha, enggak gitu juga raf, Tetap aja kalo gua milih, paling gua milihnya Irfan hahaha..”  Canda Dipa.
Haha…Parah tuh Pradia, frontal banget Dipa. Udah frontal, nyesek lagi hahaha…” Kompor Zisochi.
Dipa ngajak ribut. Haha…” Tambah Rafif.
Biarin aja, sekarangkan bukan masanya gua lagi jadi ketua kelas, jadi elu dip sama Mika ga bisa bebas lagi dari hukuman. Karena ga ada yang belain lu lagi dari guru haha…betul ga pan ?”  Balas Pradia.
Hahaha…emang bener nih, elu berempat harus gua awasin bener-bener, biar gua ga kena masalah juga, hahaha...”  Ledek Irfan.
Wah…ni anak otaknya ditaro diketiak. Kenapa gua juga termasuk. Ngajak berantem lu? Hahaha…” Balas Pradia.
Dip, di bawah ada Mika gak ?” Tanya Zisochi yang tidak jauh duduknya dari tempat duduk Dipa.
Ada kok, tapi masih ditahan sama babeh, katanya sih karena dia udah sering terlambat.” Jawab Dipa.
Gak usah ditanya lagi hal itu mah, emang dia kelakuannya kayak gitu, udah dari dulu malah kan ?” Jawab Zisochi dengan ketawanya yang khas.
Hahaha… iya juga ya, gua kok sampe lupa.”  Jawab Dipa sambil mengingat-ingat kelakuan Mika yang sering terlambat. 

Kelaspun menjadi gaduh karena candaan mereka. Madame telah kembali lagi ke kelas. Madame langsung memberikan kertas selembar untuk mereka memperkenalkan diri, harapan kedepannya bersama kelas baru ini beserta cita-cita yang ingin diraih untuk masa depan dalam bentuk tulisan. Merekapun mulai menulis apa yang telah diperintahkan oleh Madame. Dari lorong kelas, terlihat bayangan Mika yang sedang berjalan menuju kearah kelas. Setelah masuk kelas, dengan polosnya Mika senyum kearah Madame.

Madame, maaf saya telat hehe…” Kata Mika sambil salim.
Iya, saya tahu kok, sudah jadi kebiasaanmu kan itu ?” Ledek Madame.
Yasudah sana duduk dibangku yang kosong.” Tambah Madame.
Hehehe…Madame bisa aja. Tapi Madame, kursi yang kosongnya nggak ada…adanya cuma meja doang.” Jawab Mika.
Belum bayaran sih lu hahaha…” Ledek Zisochi.
Eh, Zisochi…nggak boleh gitu ah sama teman sendiri.” Kata Madame.
Coba kamu cari bangkunya di kelas lain. Siapa tahu aja ada yang lebih.” Kata Madame ke Mika.

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal Bagian 2)

Seperti biasanya, sebelum berangkat sekolah, Dipa mengeluarkan handphone dari dalam saku celana seragamnya dan memasukan kabel headphone kedalam lubang di handphone. diputarnya lagu untuk menemani perjalanan yang begitu semangat.“Ah, sudah jam segini saja. Sudahlah tak perlu mengharapkan tepat waktu sampai sekolah.” Keluhnya ditengah perjalanan sambil melihat jam tangan.

Dipa kayuh pedal sepedanya dengan sedikit mempercepat ritme kayuhannya. Jantungnya mulai terasa berdegup kencang. Oh iya, sekolah Dipa merupakan salah satu sekolah favorit di kota Bekasi. Letaknya kurang lebih dua kilometer jauhnya dari rumah Dipa. Setiap hari padasaat dia berangkat sekolah, Dipa harus melewati sawah yang hijau dan sejuk, jembatan sungai yang tidak beberapa lebar diameternya, dan yang disukainya adalah setelah menyeberangi sungai. Ada jalan lurus yang cukup panjang dan tanjakan yang cukup tinggi. 

Bicara tentang sekolah, tahun ini Dipa masuk ke kelas XII. Sebagian siswa merasa senang karena sekarang sudah menjadi kakak kelas yang tertua. Tapi, perpindahan dari kelas XI menuju kelas XII bagaikan kita bermain game yang tingkat kesulitan dan kemuakannya bertambah satu level. Banyak tugas yang memanaskan otak serta mengebulkan kepala. Kata guru guru, kelas XII itu ibarat final dari sebagian masa remaja yang mempersiapkan seluruh senjata untuk berperang.

Kita harus melatih kekuatan kita, melatih kelincahan untuk memanfaatkan waktu padasaat mengerjakan soal, melatih fisik kita agar kuat dan tidak mudah terkena penyakit, dan meningkatkan keuntungan dengan cara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan baik dan benar serta ikhlas , daya juang kita, hingga strategi untuk menang. Walaupun menggunakan kata yang bagus untuk mengibaratkan peranan kelas XII, tetap saja intinya adalah banyak soal latihan ulangan, tugas-tugas serta hafalan. 

Sudah sejak awal setiap wali kelas memberitahu beberapa rintangan yang akan mereka hadapi kedepannya, diantaranya adalah memaksimalkan nilai rapot semester terakhir, menghadapi lima try out, belajar semaksimal mungkin, latihan-latihan soal, menjaga daya tahan tubuh, hingga memaksimalkan solat wajib berdampingan dengan solat sunah. Jangan lupa dengan doa yang ikhlas seperti apa yang tadi disebutkan di atas.

Kelas XII ini Dipa menemukan banyak teman-teman baru karena dari pihak sekolah merandom ulang lagi anak-anak didiknya. Katanya sih, biar sebagian murid yang bermasalah tidak satu kelas lagi dengan teman yang berbuat masalah bersamanya. Karena kebijakan itu, banyak siswa  menjadi terpisah oleh rekannya dan sahabatnya. Termasuk Dipa salah satunya. Dipa, Mika, Pradia, Zisochi, Rafif dan Agung, mereka satu kelas lagi. Aprillo, Prathama serta Seno, di kelas yang berbeda. Begitu pula dengan Zaenal dan Bayu.

Sesampainya di sekolah, pintu gerbang sekolah yang berada di belakang masih terbuka. Dengan sigapnya Dipa masuk untuk menghindari diri dari satpam penjaga pintu gerbang sekolah yang sehari hari dipanggil dengan sebutan babeh. Akan tetapi tertangkap juga.

Woy, eh. Sini lu ! Ngapain lu mau nyelonong masuk !” Tanya babeh dengan nada yang begitu kencang.
Iya beh, maaf.” Jawab Dipa menunduk serta bersuara pelan.
Udah jam berapa nih ?” Tanya babeh.
Iya beh, maaf saya telat.” Jawab Dipa.
Dari tadi bisanya cuma ngomong maaf melulu. Tunggu disini dulu lu ! Gua mau ambil buku kedisiplinan dulu ! Awas lu berani kabur !” Ancam babeh.
Eh dip, tumben lu terlambat.” Tanya Mika.
Iya nih ka, tadi kelamaan di kamar mandinya.” Jawab Dipa.
Ngapain lu lama lama di kamar mandi? Ngebom lu?” Tanya Mika.
Hahaha, bisa aja lu, paham dah...” Jawab Dipa.
Ett dah, udah terlambat bukannya malu malah ngobrol lu pada. Cepet tulis namalu pada sama kelasnya sekalian. Abis itu langsung push up 50 kali.” Hukum Babeh.
Apalagi elu nih,terlamba....t terus.. sekarang lu udah  kelas XII, tapi tetep aja kelakuan lu kayak gini.” Tambah babeh sambil menunjuk kearah Mika.
Iya beh... maaf.” Jawab Dipa dan Mika serempak.

Jurnal si Dipa (Bab 1 Awal)

Hari ini adalah hari kelulusan Syfa di Monash University. Dipa tahu akan hal itu karena Kirana telah memberitahunya kemarin malam. Mereka ingin menjemput Syfa di Stasiun Bekasi karena Syfa akan pulang seorang diri. Dipa pergi ke stasiun menunggu kepulangan Syfa. Dia tidak bisa menemuinya langsung di universitasnya karena tahu jika Dipa tidak bertemu, mereka akan semakin jauh lagi untuk berbicara ataupun tersenyum satu sama lainnya.

Dipa telah menunggu hari ini, hari dimana menurut dia adalah hari yang tepat untuk menyatakan perasaannya secara langsung. Dipa menunggu kepulangan Syfa di stasiun lebih awal dari teman-teman SMA nya dulu. Dia sampai di stasiun Bekasi dua jam sebelum kedatangan Syfa. Hanya menunggu dan menunggu saja. Satu jam berlalu, Dipa melihat Grace, Feline, Kirana, Andini, dan Indiana sudah tiba. Disusul beberapa menit oleh Agung, Rafif, Pradia, Zisochi dan Mika sampai di stasiun.

Dipa tidak memanggil mereka karena berbohong kepada Kirana bahwa pada hari ini tidak bisa menemui Syfa. Padasaat yang ditunggu, kereta datang. Keadaan menjadi sangat ramai karena banyak orang yang berdesakkan untuk menaiki kereta serta menuruni kereta. Dipa masih bisa melihat mereka dari jaraknya berada. Tiba-tiba suara lantang mereka terdengar setelah Syfa menuruni kereta.

Semua cerita ini berawal saat mereka duduk di sekolah jenjang atas (SMA). Pada saat itu, geng Dipa berhasil naik kelas dari hasil rapot yang ya... alhamdulillah lah kalau dilihat sekali saja, kalau sering dipandang akan berubah, yang tadinya alhamdulillah menjadi astaghfirullah. Astaghfirullah... nilai kok banyak yang pas KKM yah? Hehehe...

Kalian tahu kan, bahwa setelah kenaikan kelas pasti ada libur panjang? Nah, liburan kenaikan kelas telah berlalu. Dipa menghabiskannya tanpa sia-sia. Bermain, berpetualangan, memancing di sungai, danau, waduk, hingga laut.

Tapi semua itu bohong. Karena selama liburan Dipa hanya dirumah, menghabiskannya dengan makan dan tidur. Sangat menyakitkan bila liburan tidak melakukan apa-apa. Kawan-kawannya menghabiskan liburan dengan keluarga masing-masing. Tak ada satupun yang mengajak Dipa untuk liburan bersama. “Aku rapopo”. Ya, salahsatu bahasa Jawa yang digunakan anak jaman sekarang yang menunjukkan rasa sedih ataupun kecewa. Kata tersebut memang cocok karena hanya itu saja yang bisa Dipa rasakan karena mendengar mereka semua pergi liburan.

Daripada membahas liburan kenaikan kelas lebih lama lagi, karena akan membuat Dipa iri dan sakit hati, mending kita lanjut saja pada awal semester masuk sekolah (kasihan Dipanya nanti baper.. bawa perasaan).

Rabu pagi yang cerah, di dalam ruang keluarga yang luas, terdapat berbagai macam parabot asli buatan Indonesia yang bernilai mahal dan mengkilat. Di sudut ruangan yang terdapat guci besar terbuat dari keramik, terdapat berbagai macam alat elektronik yang mahal dan canggih serta ukiran yang terukir pada furniture kayu asli Jepara. Suasana yang sunyi dan tenang kini berubah seketika pada saat Dipa berteriak histeris.

Apa? sudah pukul 06 : 40 ! Bisa terlambat ini. ” Teriak Dipa.
Lagian mandinya dihayati sih.” Jawab ibu mengejek.
Udah ah, lagi buru buru nih.” Bela Dipa.
Celananya jangan lupa di sleting ya..” Ledek ibu.

Akhirnya Dipa bergegas memakai seragam putih abu-abu yang tergantung di pintu lemari bajunya.

Ibu, aku berangkat dulu ya. Assalamua’laikum Wr. Wb.” Teriak Dipa dari teras rumah.
Iya, hati hati. Waa’laikumussalam Wr. Wb. ” Sahut ibu dari dalam rumah.

Perkenalan Karya Tulis Fiksi

Assalamu'alaikum wr.wb

     Setelah tugas tugas kampus selesai mengenai hal yang menyangkut blogger, kali ini saya mau memposting hasil karya yang dari dulu belum selesai selesai.. Wkwk :v #plak. Banyak temen temen yang sudah membaca sebagian karya saya.

     Awalnya hanya iseng iseng aja untuk mengisi waktu luang pada saat UN SMA sudah di depan mata. Karena merasa jenuh harus belajar lebih maksimal dari biasanya dan sebentar lagi akan meninggalkan masa masa remaja, akhirnya saya putuskan untuk menulis sebuah karya fiksi.

      Membuat karya tulis fiksi bukan merupakan hal yang gampang. Bagaimana cara kita membuat suatu cerita yang tidak monoton dan datar serta harus menarik banyak pembaca.
Tapi, quote dari kak Luna Torashyngu, seorang novelis Indonesia yang mempunyai banyak karya fiksi yang telah beliau buat. Diantaranya adalah "Lovasket" 1,2 dan jilid 3. Beliau pernah berkata bahwa "sebenarnya tidak ada trik khusus atau peraturan khusus jika ingin membuat suatu tulisan, sebuah cerpen, sebuah novel, cukup kamu tuangkan apa yang dipikiran kamu."

      Berawal dari yang saat itu menulis hanya sebuah keisengan, kini menjadi hobi. Niatnya sih hanya ingin buat cerpen, namun temen saya mengajak untuk membuat suatu karya fiksi yang lebih panjang dari cerpen. Iyap.. Yaitu novel.

       Lanjut ke jauh cerita, satu bab telah terselesaikan. Terdapat 10 lembar didalam satu bab. Dengan Dipa dan Syfa sebagai tokoh utamanya. Namun saat itu, tanpa ada judul untuk bab dan novelnya. Tapi, banyak yang mengusulkan banyak judul untuk novel ini. Mulai dari "Sadar", "Kita", "Dipa dan Syfa", "Story about us", "Dipa", hingga "Jurnal si Dipa".

     Bersama sepakat dengan sahabat sahabat yang saya punya, akhirnya nama "Jurnal si Dipa" lah yang kami pilih. Entah kenapa nama itu awalnya yang terasa unik dalam pikiran saya dan akhirnya saya keep untuk disepakati.

     Pada dasarnya kata jurnal ini bersifat universal, banyak sekali artinya. Ada jurnal umum contohnya pada pelajaran akuntansi. Ada juga jurnal penulisan dalam bidang kuliah lainnya. Tapi, pada saat membuka KBBI, ketemulah arti Jurnal adalah catatan harian, Dag buku yang dipakai sebagai buku perantara antara buku harian dan buku besar, Dag buku yang dipakai untuk mencatat transaksi berdasarkan urutan waktu.

     Mengenai gambaran cerita, Inshaallah saya akan membuat cerita yang mengangkat masa SMA. Karena banyak yang bilang masa tersebut sangatlah indah. Bukan hanya itu saja, saya juga menyelipkan masa masa saat SMP yang hanya saja saya kenakan pada pelaku saat SMA.

     Sekian dulu ya mengenai perkenalan karya fiksinya hehe.. Soalnya kalo diterusin lagi bakal malu. Karena novelnya belum selesai tapi udah koar koar.. Ngomong kesana kemari, hehe..

Terimakasih sudah mampir di sini.. Semoga bermanfaat ya postingan ini dan teman teman bisa ada plan untuk menulis..

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Fungsi Koperasi di Negara Berkembang




Assalamu’alaikum wr. wb

    Tugas ini inshaallah akan menjadi tugas terakhir yang saya posting hari ini. Kali ini saya akan membahas mengenai Fungsi Koperasi di Negara Berkembang. Langsung saja kita bahas yah... Ini dia pembahasannya.. mari merapat.. hehehe.. 

Kenapa sih kak koperasi itu ada dimana mana? emangnya tujuan koperasi apa ya?
    Tujuan Koperasi tercantum dalam UU No.25 Tahun 1992 mengenai Perkoperasian, Tujuan Koperasi yaitu untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pada Pacasila dan UUD 1945.

Kalau fungsi dan peranan koperasi apa ya kak?

Fungsi Koperasi dan Peran Koperasi tercantum dalam UU No.25 Tahun 1992, sebagai berikut :

(1) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

(2) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

(3) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

(4) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama yang didasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

 Koperasi di Malaysia dengan Indonesia sama kak?
  
Jawabannya adalah beda, beda negara beda bahasa, beda negara beda budaya, beda negara beda juga adat dan istiadatnya. begitu pula dengan sejarah ataupun koperasinya. ya walaupun tujuannya sama sih.. hehehe

1. Koperasi di Indonesia

     Bung Hatta sendiri mulai tertarik kepada sistem koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denegara majuark, pada akhir tahun 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Ia pernah juga membedakan antara "koperasi sosial" yang berdasarkan asas gotong royong, dengan "koperasi ekonomi" yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan kompetitif. Bagi Bung Hatta, koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-helplapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi.

     Pengembangan koperasi di Indonesia selama ini barulah sebatas konsep yang indah, namun sangat sulit untuk diimplementasikan. Semakin banyak koperasi yang tumbuh semakin banyak pula yang tidak aktif. Bahkan ada koperasi yang memiliki badan hukum, namun kehadirannya tidak membawa manfaat sama sekali. Koperasi tidak mungkin tumbuh dan berkembang dengan berpegang pada tata kelola yang tradisonal dan tidak berorientasi pada pemuasan keperluan dan keinginan konsumen. Koperasi perlu diarahkan pada prinsip pengelolaan secara modern dan aplikatif terhadap perkembangan zaman yang semakin maju dan tantangan yang semakin global. 

     Dari kemungkinan banyak faktor penyebab kurang baiknya perkembangan koperasi di Indonesia selama ini, salah satunya yang paling serius adalah masalah manajemen dan organisasi. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa koperasi di Indonesia perlu mencontoh implementasi good corporate governance (GCG) yang telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Prinsip GCG dalam beberapa hal dapat diimplementasikan pada koperasi. Untuk itu, regulator, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperkenalkan secara maksimal suatu konsep GCG atau tata kelola koperasi yang baik. Lebih rincinya konsep GCG sektor koperasi perlu dimodifikasi sedemikian rupa untuk menjawab tantangan pengelolaan koperasi yang semakin kompleks. 

2. Koperasi di Malaysia

    Dasar Koperasi Negara (DKN) 2002 –2010 telah diperkenalkan dengan menggariskan beberapa strategi pelaksanaan untuk membolehkan gerakan koperasi berperanan lebih aktif dalam pembangunan negara bersama -sama sektor awam dan swasta. Di bawah DKN 2002 – 2010, struktur kepertanggungjawaban pihak berautoriti diperkemaskan dimana semua jenis koperasi telah diletak di bawah satu Kementerian dengan satu pihak berautoritiia itu Suruhanjaya Koperasi Malaysia (SKM). Sebelum ini, koperasi asas tani dipantau oleh Lembaga Pertubuhan Peladang (LPP) dan koperasi perikanan oleh Lembaga Kemajuan Ikan Malaysia (LKIM).

    Dasar ini telah berjaya menyediakan persekitaran yang kondusif bagi perkembangan gerakan koperasi secara teratur dan tersusun.  Pelaksanaannya dilakukan melalui program pembangunan perniagaan, akses kepada sumber pembiayaan, penerapan pembudayaan keusahawanan, pengemaskinian perundangan dan peningkatan dalam pengawal seliaan koperasi. Impak daripada pelaksanaan program ini adalah peningkatan dalam pertumbuhan.



   Demikianlah postingan saya mengenai Fungsi Koperasi di Negara Berkembang. Maaf pada pembahasan koperasi Malaysia kalau ada kata kata yang tidak teman teman paham. Saya langsung ambil sumber data koperasinya dari web koperasi Malaysia soalnya.. heheh.. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membacanya. Jangan kapok untuk mampir lagi ya...

Tunggu postingan berikutnya...

Terimakasih... semoga bermanfaat ^.^b.

Wassalamu’alaikum wr. wb

*Sumber